Quantcast
Channel: Gaya Hidup Muslim – Hidayatullah.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 236

Menjemput Rejeki dengan Shalat Dhuha, Berkah Sepanjang Hari

$
0
0

Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak 12 rakaat, maka Allah akan membina baginya sebuah istana dari emas di Surga

Hidayatullah.com | ORANG  yang telah mengamalkan shalat Dhuha secara istiqamah akan dapat membutkikan sendiribetapa kekuatan energi dalam mendorong daya kemauan berbuat baik dalam menjemput datangnya rejeki dari Allah swt. Sebab rejeki haruslah dijemput, bukan ditunggu.

Jangan berpikir, setelah shalat Dhuha kemudian tiba-tiba rejeki datang dari langit. Semua itu harus dilakukan dengan bekerja keras dan berharap penuh kepada Allah swt.

Oleh karenanya, ketika berada di pagi hari dalam suasana segar lahir dan batin, bangkitlah bersemangat dan disertai daya kemauan untuk menjemput rejeki. Awali hari ini dengan mengerjakan shalat Dhuha.

Bangkitkan pula keyakinan di dalam hati bahwa hari ini Allah telah menyediakan rejeki agar kita mau menyongsong nya. Shalat Dhuha akan mampu memberikan motivasi bagi seseorang.

Setelah mengerjakan shalat Dhuha, hati akan menjadi yakin bahwa ia akan melalui tugas-tugasnya di hari itu dengan mudah. Atau, apa yang direncanakan dengan mudah didapatkannya berkat bantuan Allah swt.

Inilah sebuah kemauan yang kuat. Sesungguhnya daya kemauan yang kuat dapat melahirkan sebuah karya yang hebat dan sempurna.

Yakinlah hari ini kita akan sukses. Kobarkan kemauan yang dahsyat dan kemenangan pasti berada dalam genggaman kita.

Kemauan yang terbangkitkan itu merupakan energi dari shalat Dhuha. Ia akan menggetarkan jiwa kita dan membangkitkan emosi positif.

Kemauan yang keras disertai keyakinan yang benar dap janji Allah menjadi pendorong bagi kita untuk meraih hidup bahagia dan penuh barokah. Kekuatan energi shalat Dhuha mampu mengendalikan dan menguasai diri kita sikap destruktif.

Energi shalat Dhuha merupakan motivator untuk mendorong kita lebh bertakwa. Jika takwa telah mendarah daging secara lahir dan batin, maka kemarahan dan kemurungan hati dapat dihindari.

Shalat Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu Dzuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 9.00 pagi).

Waktu pelaksanaannya adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak sampai sebelum zawal, yaitu ketika matahari tegak lurus. Dari Amr bin Abasah radhiallahu’anhu, ia berkata:

قدِم النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم المدينةَ، فقدِمْتُ المدينةَ، فدخلتُ عليه، فقلتُ: أخبِرْني عن الصلاةِ، فقال: صلِّ صلاةَ الصُّبحِ، ثم أَقصِرْ عن الصَّلاةِ حين تطلُعُ الشمسُ حتى ترتفعَ؛ فإنَّها تطلُع حين تطلُع بين قرنَي شيطانٍ، وحينئذٍ يَسجُد لها الكفَّارُ، ثم صلِّ؛ فإنَّ الصلاةَ مشهودةٌ محضورةٌ، حتى يستقلَّ الظلُّ بالرُّمح

“Nabi ﷺ datang ke Madinah, ketika itu aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda: kerjakanlah shalat Subuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil.” (HR: Muslim no. 832).

Shalat Dhuha merupakan salah satu shalat sunat yang amat dituntut untuk dilakukan oleh setiap muslim. Ia juga dikenali dengan nama shalat al-Awwabin dan waktunya bermula setelah terbitnya matahari.

Raka’at Shalat Dhuha

Jumlah raka’at shalat Dhuha, minimalnya adalah dua raka’at sedangkan maksimalnya adalah tanpa batas, menurut pendapat yang paling kuat. Jadi boleh hanya dua raka’at, boleh empat raka’at, dan seterusnya asalkan jumlah raka’atnya genap.

Namun jika ingin dilaksakan lebih dari dua raka’at, shalat Dhuha tersebut dilakukan setiap dua raka’at salam.

Tambahan pula, Nabi ﷺ  telah mewasiatkan kepada Abu Hurairah RA agar tidak meninggalkan shalat Dhuha ini:

أَوْصَانِيْ خَلِيلِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ: صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَي الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ

“Kekasihku (Muhammad ﷺ ) mengingatkan akan daku supaya melakukan tiga perkara iaitu: berpuasa tiga hari pada setiap bulan, melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat dan melakukan shalat Witir sebelum tidur.” (HR: Bukhari dan Muslim).

Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunnah untuk memohon rezeki dari Allah, berdasarkan hadits Qudsi;

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR: Ahmad).

Dala  hadis lain yang diriwayatkan oleh Ummu Hani’ bin Abi Thalib R.Anha beliau ﷺ berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ melaksanakan shalat Dhuha pada hari Fathu’ Makkah (pembukaan kota Makkah) sebanyak delapan rakaat dimana baginda memberi salam setiap kali selepas dua rakaat.”  (HR: Abu Daud, 1290).

Hadits terkait Shalat Fadhilah dan Keutamaan Dhuha

Dari Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda:

مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak 12 rakaat, maka Allah akan membangun baginya sebuah istana dari emas di Surga.” (HR: at-Tirmizi dan Ibn Majah).

Imam al-Tirmizi menilai hadits Anas ini gharib karena tidak diketahui. [Lihat: Sunan al-Tirmizi, 337/2]. Imam Ibn Mulaqqin mengatakan bahwa hadits ini dimasukkan oleh Ibn al-Sakan dalam Sunan shahihnya. [Lihat: Tuhfah al-Muhtaj, 416/1].

Imam Nawawi mengutuk hadits ini sebagai hadits yang lemah. [Lihat: Khulasah al-Ahkam, 571/1]. Sementara Imam Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan bahwa dalam rantai ini tidak ada perawi yang dikatakan lemah. [Lihat: Fathul-Bari, 54/3]

Antara kelebihan shalat Dhuha yang lain adalah dua rakaat shalat Dhuha menyamai kita telah melaksanakan sedekah terhadap 360 sendi di dalam badan kita. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim:

Daripada Abi Zar RA, bahwa Nabi ﷺ  bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Pada pagi hari, setiap sendi salah seorang daripada kamu memerlukan kepada sedekah. Maka setiap tasbih (subhanallah) itu adalah sedekah, setiap tahmid (alhamdulillah) itu adalah sedekah, setiap takbir (allahuakbar) itu adalah sedekah, menyuruh berbuat perkara yang baik adalah sedekah, melarang daripada perkara yang mungkar adalah sedekah. Dan semua itu cukup (bersedekah kepada semua sendi itu) dengan dua rakaat yang telah didirikan oleh seseorang itu daripada shalat Dhuha.” (HR: Muslim :720).

Keutamaan shalat Dhuha lainnya disebutkan dalam hadits berikut;

عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ الْغَطَفَانِىِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ ».

“Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR Ahmad: 5/286, Abu Daud, At Tirmidzi no. 475,  dan Ad Darimi no. 1451).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Sabda beliau ﷺ;

وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Semua itu dapat terpenuhi (cukup tergantikan) dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha”.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (Rasulullah ﷺ) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir.” (HR: Bukhari, no. 1178, dan Muslim, no. 721).

Dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidak tidur sebelum aku menunaikan (shalat) Witir.” (HR: Muslim, no. 1183)

Qurtubi rahimahullah berkomentar, “Wasiat Rasulullah ﷺ kepada Abu Darda’ dan Abu Hurairah radhiallahu’anhuma menunjukkan akan keutamaan shalat Dhuha dan banyak pahalanya serta penekanannya. Oleh karena itu beliau berdua senantiasa menjaganya dan tidak (pernah) meninggalkan.”  (dalam kitab ‘Al-Mufhim Lima Asykala min Talkhisi Muslim’).

Doa Shalat Dhuha

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan;

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

“ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB ‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM

“Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali.” (HR: Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619).

Atau

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ. بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Arab-Latin:  Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka. Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Terjemah Arti: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila susah didapat maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah. Ya Allah dengan hak dhuha-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.”*

Rep: Admin Hidcom
Editor: Bambang S

The post Menjemput Rejeki dengan Shalat Dhuha, Berkah Sepanjang Hari appeared first on Hidayatullah.com.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 236